Pemanfaatan
TIK dalam Pembelajaran Fisika
Pemanfaatan
TIK dalam pembelajaran Fisika, selain bertumpu pada interaksi user dengan
teknologi itu sendiri juga terkait langsung dengan proses
pembelajaran sains (fisika). Sudah bukan rahasia lagi, fisika –dan
matematika– dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dan “menakutkan”
bagi sebagian besar peserta didik. Sesungguhnya hal ini lebih kepada persoalan
interaksi peserta didik dan guru dalam penyampaian materi, dan bukan ilmu
fisika nya yang bermasalah. Fisika sama halnya ilmu-ilmu yang lain bersifat
netral. Sebagian besar konsep fisika bersifat abstrak yang mungkin sangat sulit
dipahami peserta didik. Keterbatasan alat-alat percobaan juga menjadi kendala,
padahal dengan melakukan percobaan diharapkan siswa menjadi mudah memahami
suatu konsep yang sulit. Untuk itu dalam penyajian pembelajaran di kelas guru
fisika dituntut untuk dapat berkreasi dan menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan sehingga siswa tidak menjadi takut pada pelajaran fisika, bahkan
dapat mengubah image pelajaran fisika itu sulit dan
menakutkan, menjadi pelajaran yang disukai peserta didik. Bukan hal yang mudah
bagi guru untuk membuat suasana kelas fisika menjadi kelas yang menyenangkan.
Persoalannya adalah, mengupayakan agar konsep-konsep abstrak fisika ini dapat
ditampilkan secara nyata sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman baru
dalam pembelajaran yang melekat di benak mereka.
Pemilihan
jenis media yang digunakan tergantung pada konten materi yang disajikan, karena
setiap media memiliki karakteristik masing-masing. Jenis multimedia dalam
pembelajaran meliputi:
1.
Multimedia Presentasi
Multimedia
presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis,
digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok belajar yang cukup
banyak. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia proyektor yang
memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan
semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik
dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga
mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat
mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditor maupun kinestetik
2.
Multimedia interaktif
Menurut
Rusman (geocities.com) diperkuat Samsudin
(2008), CD interaktif merupakan media yang bersifat interaktif dan multimedia
karena terdapat unsur-unsur media secara lengkap meliputi sound, animasi,
video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif yaitu: (1) Model
Drill: merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk
pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya (biasanya dalam bentuk latihan
soal-soal), (2) Model Tutorial: merupakan program pembelajaran dengan
menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi tujuan, materi
pelajaran dan evaluasi, (3) Model Simulasi: pengajaran dengan komputer untuk
simulasi pada suatu keadaan khusus, atau sistem di mana siswa dapat
berinteraksi, (4) Model Games: model permainan ini dikembangkan berdasarkan
atas ”pembelajaran yang menyenangkan”, dimana peserta didik akan dihadapkan
pada beberapa petunjuk dan aturan permainan.
Adapun
tujuan utama pemanfaatan TIK dalam sains (fisika) terbagi dalam empat cakupan wilayah
yaitu: penanganan data, informasi, komunikasi, dan eksplorasi. Guna menunjang
penggunaan TIK yang optimal perlu didukung perangkat lunak dan perangkat keras
yang memadai. Kebutuhan akan peralatan pendukung dapat digolongkan menjadi 4
bagian yaitu: (1) peralatan pemasukan data dan video digital untuk menangkap
data berupa gambar, (2) spreadsheets dan alat pembuat grafik
untuk penanganan dan analisis data, (3) alat pemodelan dan simulasi termasuk
animasi virtual, (4) sumber-sumber informasi seperti internet atau CD-ROMs.
Contoh untuk membuat simulasi fisika tentang Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) kita bisa memanfaatkan aplikasi Modellus. Dengan sofware ini
akan diperoleh simulasi visual dua dimensi berupa animasi informatif dilengkapi
tabel dan grafik. Modellus mampu menampilkan beragam simulasi pembelajaran
fisika dasar dari yang sederhana sampai yang cukup rumit. Untuk menampilkan
simulasi, terlebih dahulu masukkan persamaan matematis pada menu mathematical
model. Setelah itu tambahkan beberapa settingan agar simulasi bisa
dijalankan. Peserta didik dapat berkreasi membuat percobaan visual sendiri
untuk memahami konsep-konsep fisika yang dianggap abstrak. Bagi siswa kelas X
SMA yang tidak memahami pokok bahasan kinematika atau Hukum Newton tentang gerak
dengan hanya sepintas mendengarkan penjelasan guru di kelas, dengan
“mengutak-atik” Modellus ini akan mendapatkan suatu pengalaman baru bagaimana
memahami dan memvisualkan konsep-konsep abstrak tersebut dalam tataran yang
lebih nyata.
Abad
ke-21 menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar siap berkompetisi
di kancah global. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai ilmu-ilmu sains
dasar. Bangsa yang tidak mampu menciptakan, menyerap atau setidaknya
beradaptasi dengan teknologi maka nasibnya hanya akan mengekor atau lebih parah
lagi menjadi “budak” bangsa lain. Untuk itulah inovasi dan penerapan teknologi
menjadi kebutuhan demi mendorong kemajuan. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran sungguh merupakan keniscayaan dalam upaya
memajukan dunia pendidikan di Indonesia, dan mempersiapkan peserta didik
memasuki abad baru yang penuh tantangan.
KESIMPULAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar